20110119

Reuniting The Families Lyrics



Kontrak
Kuli kontrak hidupnya diperas sampai tinggal ampas
Sejarah munculnya perkebunan tembakau di Deli pertengahan abad 19
Ketika kolonial Belanda menarik diri dari kegiatan mengeruk untung secara langsung dan memberikan giliran kepada investor swasta untuk memeras laba

Nasib bangsa tidak juga berubah
Seperti kakek, nenek, bapak moyangmu semua
Jadi kuli kontrak tidak sampai mati
Hanya diperas sampai tidak ada sisa lagi

Di Eropa Tembakau Deli laku keras kuli ditambah, dipaksa, diikat dengan ordonansi kuli, Poenale Sanctie!
Yang membuat perusahaan menjadi sangat berkuasa
Pentungan, penyiksaan sudah biasa….
Kuli perempuan mesin seks para tuan
Gaji kuli harus ludes oleh kebutuhan sehingga mereka tetap melarat dan terus perpanjang

Kontrak!

Hanya diperas sampai tidak ada sisa lagi

Nasib bangsa tidak juga berubah
Seperti kakek-nenek, bapak moyangmu semua
jadi kuli kontrak tidak sampai mati
Hanya diperas sampai tidak ada sisa lagi

(Kolies, Planters en Koloniale Politiek, Koeli Kontrak Tempo Doeloe-Moch. Said, 1990)

Revolusi Nasi
Ketika muda
Tidak ada kesenangan
Yang menyakitkan
Apapun murah harganya!

Karena kau tidak puas dengan relasi kehidupan antar manusia
Lalu kau menekuni counter strike
Berlatih menembak?
Itukah caramu mempersiapkan revolusi?

Kepuasan batin
Kesenangan dunia
Berapa harganya?
Dulu kau belum tahu harganya!

Lalu kau turun ke jalan, bersama gerombolan kurang kerjaan! Namun suaramu tidak juga didengar.
Internet datang, menjadi sponsor dari apa yang kau namakan revolusi?

Dan waktu mengalahkanmu
Nasi atau martir ditengah hutan
Sendirian….
Menjadi ikon bagi orang-orang kelaparan!

Revolusi, revolusi, revolusi sampai
Ah ah ah….
Revolusi, revolusi, revolusi sampai
Crot crot crot….
Revolusi, revolusi, revolusi sampai
Kiks kiks kiks kiks….
Revolusi, revolusi, aaaaaaahhhhhhhhh………
Pukimak kau!

Dan kau pilih nasi ketimbang mati


Licentia Poetica
Saya tidak punya keberatan apa-apa terhadap sajak-sajak
Kalau orang hendak menjajarkan kata-kata baiklah….
Tapi jangan katakan
Sesuatu yang tidak benar!

“Udara hitam pekat dan sudah jam empat.”
Saya tidak keberatan, kalau udara memang pekat dan waktu jam empat.
Tapi kalau jam menunjukkan tiga kurang lima belas
Maka saya! Yang tidak menjajarkan kata-kata….
Dalam barisan dapat mengatakan,

“Udara hitam pekat dan waktu jam 3 kurang 15.”

Saya tidak punya keberatan apa-apa terhadap sajak
Kalau orang hendak menjajarkan kata-kata baiklah….
Tapi jangan katakan….
Sesuatu yang tidak benar!

“Tapi si penyair….
Karena ada ‘hitam pekat’, dibaris pertama terikat kepada ‘jam 4’
Sekiranya waktu jam lima, dua, satu, maka udara tidak boleh hitam pekat
Maka mulailah ia bertukang….

Atau udara harus dirubah
Atau waktu harus diganti
Salah satunya adalah dusta



Drogstoppel Menggugat
Saya tidak punya keberatan
Apa-apa terhadap sajak
Kalau orang hendak menjajarkan kata-kata baiklah….
Tapi jangan katakan
Sesuatu yang tidak benar!

-Pernyataan Drogstoppel-pedagang kopi, salah satu tokoh dalam novel Multatuli berjudul Max Havelaar.
-Licentia Poetica atau kebebasan penyair adalah konsep yang memberikan hak kepada penyair untuk tidak harus patuh kepada kaidah bahasa yang lazim.


Ibukota Kami Punya
Kami, kami
Centeng Jakarta
Meski dipinggirkan
Tetap terdengar
Sebab kami ada

Kami, kami, kami!

Malaikat penjaga kota
Sekotor udaranya, setercemar sungainya
Ibukota kami punya
Kami punya!

O…. Bang Pitung lihatlah kota kita sekarang, kesewenang-wenangan masih ada dimana-mana, bangkitlah-bangkitlah, berilah pelajaran kepada para penguasa kota yang tak memiliki hati nurani, tekuklah! leher semua pamong yang berperilaku mirip penjajahnya dulu, patahkan! leher semua pamong yang berperilaku mirip penjajahnya dulu

Pembodohan 
Penindasan
Ketidakadilan
merajalela
Tetapi masih ada

Kami, kami
Centeng Jakarta
Meski dipinggirkan
Tetap terdengar
Sebab kami ada

Kami, kami, kami!

Malaikat penjaga kota
Sekotor udaranya, setercemar sungainya
Ibukota kami punya
kami punya

Segenap rakyat pemilik sah kota ini, serukan kepada mereka para penguasa agar berhati-hati dalam mengemban amanat, tegaskan kalau itu bukan hadiah 
Berhati-hati dalam mengemban amanat, tegaskan kalau itu bukan hadiah 

Pembodohan
Penindasan
Pemiskinan 
Ketidakadilan
Tetapi masih ada

Kami!…


No comments:

Post a Comment